DORAEMON

Selasa, 06 Februari 2018

Destinasi Wisata Alam yang Wajib Dikunjungi Saat Berlibur Ke Cianjur

Kota kecil sejuta cerita. Begitulah Cianjur, katanya. Daerah sejuk yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari pegunungan dan lahan persawahan, kecuali di sebelah selatan yang berupa dataran rendah yang sempit.  

Seperti dilansir dari situs resmi Cianjurkab.go.id, Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang secara geografis terletak pada koordinas 106o 42’- 107 o 25’ Bujur Timur dan 6 o 21’-7 o 25’ Lintang Selatan, dengan ketinggian 7-2.962 mdpl dan memiliki kemiringan 0-40%.

Cianjur menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang kaya akan sumber daya alamnya. Oleh karena itu, tak heran jika Cianjur terkenal dengan beras pandan wanginya yang nikmat. Meski beberapa tahun terakhir pembangunannya yang semula bertumpu pada sektor pertanian, kini agaknya sedikit bergeser setelah sebagian lahan persawahannya tergerus menjadi lahan industri yang datang dari para penanam modal asing.

Namun meski begitu, Cianjur masih bisa memanfaatkan kekayaan alamnya untuk pembangunan area wisata alam juga wisata sejarah, yang menjadi salah satu destinasi wisata paling dicari para pelancong dari luar daerah.

Selain bersuhu sejuk, keadaan alam yang asri dan belum banyak terjamah tangan-tangan manusia penggila micin zaman now, membuat wisata alam di Cianjur ini wajib banget dikunjungi.

Berikut referensi beberapa tempat yang mungkin bisa jadi pilihan teman-teman ketika berencana melakukan traveling ke Cianjur.

1.     Kebun Raya Cibodas




Memiliki luas sekitar 125 Ha dengan hamparan hijau berbukit, membuat Kebun Raya Cibodas menjadi tempat wisata paling diminati. Beralamat di Jl. Raya Cibodas, Cipanas, yang merupakan tempat dataran tinggi membuat suhu sejuk langsung terasa ketika memasuki area wisata.

Selain itu, di tempat ini, kita juga bisa melihat sekitar 10.791 koleksi tanaman, 710 jenis koleksi biji-bijian, dan 4.850 koleksi herbarium. Semua koleksi tanaman yang ada bisa dinikmat dari sebuah rumah kaca dan bagian kebun di luarnya yang masih begitu asri dan terawat.

Hanya dengan biaya masuk sekitar Rp. 11.000 (informasi tiket pertengahan tahun 2017), Kebun Raya Cibodas ini membuat kita bisa terasa menyatu dengan alam. Kebanyak pengunjung yang datang memilih membawa bekal sendiri untuk kemudian menikmatinya dengan suasana alam yang menyenangkan.

2.     Situs Gunung Padang
Hasil gambar untuk gunung padang
Kumparan.com

    Gunung Padang merupakan sisa-sisa peninggalan sejarah. Situs peradaban manusia tertua di bumi dengan usia mencapai 25.000 Tahun sebelum masehi. Beralamat di perbatasan Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamkti, Campaka, Cianjur.

Dikutip dari wisatalova.com, bahwa Situs Gunung Padang memiliki luas 900 meter persegi pada bagian permukaan yang menjadi kompleks utama situs ini. Sebagian besar berupa batu-batuan vulkanik alami berbentuk persegi dan tersusun bertingkat-tingkat yang disebut dengan punden berundak.
Bahkan kabarnya, situs ini menggambarkan teknologi paling canggih di masanya. Melihat hamparan bebatuan tak beraturan yang rasanya mustahil terbentuk oleh manusia ini menjadi pandangan paling menakjubkan.

Situs megalitikum gunung padang berhasil mencuri perhatian sampai ke dunia. Banyak para pelancong atau kelompok orang yang sengaja datang untuk melakukan riset di tempat ini. Salah satunya, mantan presiden Indonesia, Susilo Bambang Sudoyono, pernah sengaja menyambangi langsung kenampakkan alam peninggalan sejarah ini.

Untuk bisa mencapai puncak, kita bisa menggunakan dua jalur tangga yang masing-masing berjumlah lebih dari seratus anak tangga.
Gambar terkait
threes.wordpress.com
Jalur pertama merupakan tangga yang sudah dibagun lebih baik, dengan kedua batasan di sisi kiri kanannya sebagai pegangan.

Jalur kedua merupakan jalur bagi kalian yang tidak suka hal-hal yang biasa. Tangga pada jalur ini terbentuk dari bebatuan yang tidak tersusun rapi. Lumayan memacu adrenalin dengan kemiringan yang lebih dibanding jalur tangga pertama. Bagaimana? Tertarik untuk mengunjunginya?

3.   Berbagai Curug di wilayah Cianjur Selatan
Cianjur Selatan menyimpan begitu banyak keindahan alam. Beberapa curug ini berada di Cianjur bagian Selatan yang masih harus ditempuh berjam-jam perjalanan dari Cianjur pusat pemerintahan.

Bagi kalian yang senang traveling di alam terbuka, tempat-tempat ini paling recomended banget, deh!
Sejuk? Iyalah. Menenangkan? Ya pasti. Indah? Ya jelaslah.

Berikut beberapa foto serta lokasi beberapa curug yang ada di Cianjur  Selatan
1. Curug Hawu
@kikiapriandy
Desa Wangunjaya, Kecamatan Naringgul – Cianjur Selatan

2. Curug Ngebul
@_rahmatmat
Lokasi: Desa Bunijaya, Kecamatan Pagelaran – Cianjur Selatan

 3. Curug Cisampai
@lastrimulyati
Lokasi: Kampung Wangun, Desa Mekarwangi, Kecamatan Cikadu – Cianjur Selatan

4. Curug Dengdeng 
@budi_ryan
Lokasi: Kampung Cicadas, Desa Wangunjaya, Kecamatan Naringgul, Cianjur selatan
5. Curug Dadali
@helmimauldandi
Lokasi: Kampung Legoksaat, Desa Wargaasih, Kecamatan Kadupandak – Cianjur Selatan

6. Curug Ciastana
@budi_ryan
Lokasi: Kampung Sinarmuda, Desa Bojong kasih, Kecamatan Kadupandak – Cianjur Selatan

Demikian beberapa tempat yang wajib banget dikunjungi saat berlibur di Cianjur. Beberapa tempat ini hanya sebagian dari tempat wisata alam terbaik di antara banyak tempat lainnya yang tak kalah mengagumkan. Tertarik untuk nge-trip ke salah satu tempatnya? 





Sumber artikel:
-       -   Cianjurkab.go.id
-       -  Wisatalova.com
-       -   Qolbunhadi.com
-       -   Wisatalegkap.com

Rabu, 15 Maret 2017

Empat Alasan Keeksistensian Warung Tegal


 
Sumber : wikipedia.org
Warung Tegal atau yang lebih dikenal dengan sebutan Warteg ini merupakan warung makan yang menyajikan banyak masakan rumahan yang rasanya sudah pasti Indonesia banget. Sesuai namanya, warteg ini berasal dari usaha orang Tegal yang kemudian sekarang ini mudah sekali kita jumpai bukan hanya di Tegal, tapi di daerah lain juga. Bukan hanya dari orang asli Tegal, tapi juga dari penjual daerah lain.

Dewasa ini, keberadaan warteg memang tak sebanyak dulu bisa kita jumpai.  Hal ini dikarenakan hadirnya beberapa tempat makan yang lebih dianggap keren. Seperti kafe, misalnya. Yang lebih menonjolkan sisi modernitas yang mengacu dari gaya orang-orang di luar sana.

Tapi, walaupun begitu, warteg tetap menjadi buruan tempat makan masyarakat Indonesia. Beberapa alasan ini membuat keeksistensian warteg patut diacungi jempol.

Pertama, warteg ini identik dengan harganya yang ekonomis.
Mengenyangkan, terjangkau dan sehat, membuat warteg biasanya selalu jadi buruan para pekerja dan mahasiswa rantauan. Oleh karena itu, warteg mudah ditemukan di sekitar kampus, perkantoran dan area kost-kost-an.

Kedua, cita rasanya yang khas, ‘Indonesia Punya.’
Dari semur sampai ke pepes, bau dedauanan hingga bau rempah-rempahnya. Menjadikan warteg mempunyai ciri sendiri yang melekat kuat di lidah orang Indonesia. Tak hanya itu, komposisi dari kematangan nasinya juga membuat warteg menjadi semakin sedap saat disantap.

Ketiga, ‘Branding’, karena namanya yang sudah melekat kuat.
Dari namanya, beberapa orang menganggap warteg ini adalah hasil dari cita rasa orang Tegal sana. Dulunya memang iya, tetapi dewasa ini, warteg bukan hanya menjadi milik Tegal. Tetapi milik Indonesia. Kini nama ‘Warteg’ bisa kita temukan di daerah lain. Seperti masakan padang yang tidak hanya ada di Padang. Uniknya lagi, meski bukan masakan Tegal, mereka tetap menamainya warteg. Seperti sudah mendarah daging. Antara warteg dan Indonesia.

Keempat, cara pemesanannya yang unik.
Seperti dilansir beberapa laman di Internet, cara makan di warteg ini memang terbilang cukup unik. Mereka hanya tinggal menyentuh kaca bagian depan tepat beberapa masakan tersaji. Seperti teknologi yang semakin canggih. Makan di warteg sama seperti menikmati fasilitas touch screen di layar handphone. Klik, langsung tersaji.


Mari budayakan makan masakan Indonesia. Cintai cita rasa Indonesia. :D

Minggu, 04 Desember 2016

WriterPedia. Aku - Menulis - Impian



Si Pendamba Sertifikat atau Si Spesialis Antologi?

Sejak kecil, jujur, aku suka sekali mengarang juga menulis buku harian. Segala kejadian setiap hari ditulis. Entah itu senang, sedih maupun kekesalan. Dengan bermodal buku diary kecil yang ada gemboknya itu, dengan sebuah bollpoint melekat denganku. Masih ingat warna bukunya itu kuning muda bergambar boneka dipenuhi love. Ukurannya kecil, lantas mudah untuk kubawa kemana-mana. Meski demikian, waktu itu tidak pernah sedikit pun terbesit cita-cita dan keinginan menjadi penulis. Hanya saja dengan menulis aku mendapati kesenangan.
Dari kesenangan yang bahkan tidak disadari itu, ketika duduk di bangku SD
(Sekolah Dasar), para guru memberikan kepercayaan dengan menunjukku untuk mewakili sekolah dalam perlombaan sinopsis antar SD se-kecamatan. Bahkan pada saat itu aku tidak mengerti apa itu sinopsis? Bagaimana cara membuatnya? Dan yang lebih parah aku sama sekali tidak bertanya. Alhasil, lomba hanya sekadar lomba. Tanpa persiapan, juara pun tak didapat.
            Lama sudah dari saat itu aku tidak pernah menengok buku serta bolpoint. Semuanya tergantikan oleh gadget. Tapi justru dari gadget inilah aku terjerumus ke dalam dunia literasi. Awal mulanya seorang sahabat menambahkanku ke dalam sebuah komunitas grup facebook yang saat itu masih sedikit penghuni yang notabene penulis-penulis hebat. Kalian tahu novelis best seller yang karyanya banyak filmkan itu? Ya ..., suami dari Bunda Asma Nadia, Pak Isa Alamsyah sebagai pengurus grup tersebut membuat aku semakin melekat dengan dunia menulis. Berawal dari event yang diadakan beliau di grup, aku mulai belajar. Saat itu semangat karena lihat reward-nya, hingga tak memperhatikan tulisanku yang begitu buruk.
            Pernah suatau ketika aku memposting tulisan. Satu, dua orang mulai mengomentari. Bahkan ada dari mereka yang tak segan bersikap keras. Sedih kala itu, “Mau jadi penulis kok gini-gini amat sih?” batinku. Maka sejak itu aku mencoba berfikir ulang. Sungguh-sungguh kah menulis? Betulkah bahwa menulis adalah cita-cita? Masih saat itu aku mengikuti event-event di dalamnya. Masih dengan beberapa komentar yang sama. Meski ada dari mereka yang berkomentar pedas, tapi tak sedikit pula dari mereka yang lembut dan ramah ketika kutanyai. Bersyukur kala itu, komentar pedas tak lagi jadi masalah. Aku justru sangat senang jika mereka berkomentar, berarti mereka membaca tulisanku. Bukan begitu? Nah, dari sana lah aku banyak mendapat ilmu kepenulisan. Ajaib, semakin hari tulisanku semakin teratur. Sejak saat itu aku yakin dan meyakinkan diri sendiri dengan tulisan yang masih ‘mentah’ untuk serius menjadi penulis.
            Sudah cukup lama bergabung di grup, yang sudah di anggap rumah itu, tapi aku masih belum mempunyai teman. Mulai beberapa orang di grup aku tambahkan sebagai teman. Mencoba mengakrabkan diri dengan beberapa orang. Berharap untuk mendapat banyak ilmu dari mereka. Tapi dalam kenyataannya membangun sebuah jembatan pertemanan saja sangat sulit luar biasa. Sering, bahkan tak terhitung lagi seberapa seringnya aku dihiraukan, tak dianggap. Sedang kuperhatikan mereka sudah saling akrab satu sama lain. Apa mungkin karena mereka berasal dari daerah yang sama? Karana aku berfikir demikian, maka mulai lah aku berburu teman maya yang lain. Kucari dari mereka yang sedaerah. Mencoba bersalam sapa, tapi tetap masih saja aku mendapat penolakan. Apa mungkin karena aku ini newbie? Sempat putus asa karena tidak punya teman, mulai frustasi dan berfikir ulang untuk jadi seorang penulis. Atau mungkin kebanyakan dari sifat penulis itu ya demikian? Entahlah. Saat itu aku masih berusaha belajar, meski tak diacuhkan. Aku sering men-tag dan bersikap “sok kenal sok deket.” kepada teman-teman untuk mengkritik tulisanku. Alhamdulillah, ada sebagian yang masih peduli.
            Mencoba introspeksi diri. Mungkin karena aku bukan seseorang yang asyik sehingga mereka malas chatingan denganku?  Ah ..., apa mungkin aku terlalu kaku? Beribu-ribu pertanyaan mulai kupecahkan satu persatu. Hingga semakin hari aku mendapat teman baru, dan memahami karakter masing-masing dari mereka. Memang benar, kebanyakan dari mereka adalah berkarakter pendiam dan bicara seperlunya. Lebihnya mereka tunjukkan dari kualiatas tulisan. Keren!!! Aku menikmati semuanya dengan tetap berfikir positif.
            Sering bergaul dengan penulis, kubuka tulisan dulu sebelum aku tergabung dengan grup tersebut. Tulisan yang tak jelas, typo dimana-mana, EYD yang tak beraturan (meski untuk masalah EYD sampai sekarang pun masih sering melakukan kesalahan, tapi kini lebih baik dari sebelumnya), juga penulisan kapital. Semuanya berbeda. Aku bahkan tak percaya dan cekikikan sendiri melihat tulisanku dulu. Alhamdulillah, diberi kesempatan untuk lebih baik.
            Setelah mempunya banyak teman yang berawal dari grup itu pula aku mulai mengenal penerbit, juga orang-orang yang bekerja di penerbitan. Dan yang membuat begitu semangat adalah event menulis yang diadakan banyak penerbit. Setelah banyak penerbit yang aku add, juga info event yang aku temui di setap wall penerbit juga penulis-penulis lain yang bahkan telah mempunyai buku sendiri, aku mulai mengikutinya satu per satu. Dalam seminggu bahkan aku mampu menyelesaikan 3 naskah cerpen (kalau dulu sih satu naskah pun nggak) dan mengirimkannya via email. Ada kepuasan serta semangat lain ketika aku melihat namaku ada di barisan kontributor yang karyanya lolos untuk dibukukan dalam antologi. Apalagi setelahnya, aku mendapat e-sertifikat dan melihat namaku tertulis di sana. Ya, walaupun sampai saat ini belum pernah menyabet juara tapi cukup bersyukur masih menjadi kontributornya juga. Semakin senang, bahagia, terharu. Semuanya tercampur menjadi satu.
            Namun, banyak mengikuti event, banyak pula aku mendapat kecewa karena beberapa event yang nggak jelas kabar beritanya. Jujur, untuk satu naskah cerpen atau puisi aku bahkan tak jarang menghabiskan berminggu-minggu untu menyelesaikannya. Kadang nulis nunggu mood baik. Kalau nggak, ya lama nyari idenya. Ngenes iya. Aku kirim naskah, tapi perlombaannya malah nggak jelas. Ya, tapi aku bisa apa? Cuman sabar, dan terus semangat untuk terus berkarya.
            Karena iming-iming sertifikat yang akan didapat, aku malah menjadi pemilih. Jika ada sertifikatnya, aku baru ikut eventnya. Rada malu sih ketika baca postingan seseorang, tentang apa pentingnya e-sertifikat. Bagiku sih itu adalah bagian dari pendobrak semangat. Terserah apa omongan orang lain. Tapi sebenarnya malu, merasa tersindir.
            Apakah aku kini seorang penulis? Hihi ... J. Namaku kini ada di beberapa buku yang telah aku ikuti event membuat buku antologi. Bahkan dengan bangga dan girang aku menunjukkan buku itu kepada kedua orang tua. Dan bahagianya adalah mata yang berkaca-kaca kudapati dikedua mata Ibu tercinta seraya berkata, “Alhamdulillah. Semoga mimpimu menjadi penulis bisa kesampaian.” Bagiku doa Ibu itu adalah semangat baruku. Bukan lagi masalah sertifikat. Sekarang lebih berfokus kepada kualitas tulisan yang aku hasilkan. 
            Kini mungkin kalau tidak salah menghitung, ada lebih dari 5 buku antologi yang karyaku ada di dalamnya. Sebagian aku beli, tapi kebanyakan nggak. Karena banyaknya kebutuhan lain yang mesti didahulukan.
            Karena sekarang aku banyak bergabung dengan grup dan komunitas menulis lainnya, semua notifikasi HP-ku melulu soal dunia literasi. Mengikuti kelas menulis online, diskusi kepenulisan dan masih dengan event-event yang lainnya. Jujur sekarang aku jarang mempunyai waktu untuk menulis. Berawal dari HP yang rusak hingga semua data serta tulisanku hilang. Mulai kehilangan semangat. Ditambah waktu yang aku punya. Sebetulnya kegiatan aku hanya sedikit. Tapi pekerjaanku menyita banyak waktu. Sebagai buruh pabrik, aku juga harus berkonsentrasi dan memikirkan kuliahku. Dan sebagai seorang pelajar dan manusia yang mempunyai cita-cita, aku harus banyak belajar dan menulis. Karena impian bukan sekadar keluar dari ucapan. Harus ada usaha untuk meraihnya.
            Resolusi di tahun depan adalah aku ingin menjadi penulis sungguhan. Aku ingin mempunyai buku solo, yang mana tulisanku dapat dibaca, dinikmati dan juga menginspirasi banyak orang yang membacanya.
            Berdoa dan berusaha, semoga semua cita-cita bisa tercapai dan impian bisa segera kuwujudkan. Aamiin.

Salah satu buku antologiku yang bertemakan Romantic Story.

 

Minggu, 24 Juli 2016

Resep Donat Kentang



Hello Sunday.
Weekend ini ngerasa  kecewa banget  karena nggk bisa keluar rumah. Bapak bilang, penyakit itu betah kalo kita cuman diem dan nggk mau bergerak. Makanya obat yang paling mujarab ketika sakit adalah bergerak dan jangan memanjain badan di atas ranjang aja yaa. Bergerak! Bergerak! Biar penyakitnya juga bergerak enyah ya, guuys :-D
Jadinya hari ini nyoba-nyoba gerakin badan aja bikin donat kentang yang sebenernya udah ngebet banget pengen bikin sejak libur lebaran kemaren. Tapi baru kelaksana hari ini nih. Alhamdulillahnya lagi meski baru pertama kali bikin tapi rasanya lumayan enak lho (walaupun bentuknya acak adut ya) hihihiihihi. Dan sekarang aku mau coba share nih salah satu resep makanan favorit aku. Donat kentang ala chef Rosi. Langsung aja cekidot, ya, Guys :D

Bahan-bahan :
            1000 gr tepung terigu cakra kembar premium            
              500 gr gula pasir
              500 gr kentang
              500 gr mentega
               1 bks fermipan
                4 btr telur
                1 gls air
            Minyak goreng secukupnya


Cara Buatnya :
1.      Rebus dulu kentangnya. Nah proses ini bisa kalian lakukan dengan cara dikupas dulu lalu direbus. Atau direbus dulu lalu dikupas. Yang penting mateng biar nantinya bisa ditumbuk halus, ya. Dan ingat, kentang matang harus ditumbuk hingga halus, ya. Biar teksturnya juga bisa smooth.
2.      Campurkan fermipan dengan satu sendok gula dengan segelas air. Aduk merata hingga mengembang ya.
3.      Kocok sisa gula pasir, telur dan mentega hingga mengembanng. Kira-kira sekitar 5 menitan, ya.
4.      Setelah itu masukan campuran fermipan dan gula tadi ke adonan telur yang sedang dikocok. Campurkan hingga merata, ya.
5.      Lalu masukan kentang yang sudah ditumbuk halus setelahnya masukan sedikit demi sedikit tepung terigu. Ke adonan ya guys. Uleni adonan sampai kalis.
6.      Setelah itu diamkan adonan sekitar 30 menit. Tutup rapat dengan plastik hingga mengembang. Seperti ini :
7.      Setelah adonan mengembang, lalu kita siapkan wajan dan panaskan minyak di atas api yang kecil. Dianjurnya minyaknya harus banyak ya supaya hasilnya lebih cantik ketika selama proses penggorengannya si donat bisa mengambang. Tenggelam seluruhnya di dalam minyak dengan api yang kecil agar warnanya merata.
8.      Proses terakhir, ambil beberapa bagian adonan lalu cetak sesuka hati (enaknya kalo bikin sendiri ya begini) :D. Yap. Kita bisa bikin bentuk donat pada umumnya, bulat dengan bolongan di tengah. Bikin bentuk hati. Atau kalian bisa juga bikin serangkaian huruf buat ngerangkai nama-nama kalian, ya. Lihat kayak aku gini :D. Tapi jangan kaget kalo adonannya sedikit lengket ya, karena berbahan dasar kentang. Kalian bisa mengakalinya denngan mengoleskan dulu sedikit minyak di tangan pada saat membentuk adonan.
9.      Selanjutnya gulingkan donat ke tepung gula. Nah selain itu kalian juga bebas menggunakan toping. Misalnya cokelat atau messes seres. Sesuai selera.
10.  Selamat mencoba, selamat menikmati hasil kerja kerasnya, ya. Dan selamat makan!!!